20 Maret: Hari Dongeng Sedunia (World Storytelling Day) – Merawat Tradisi, Menyampaikan Nilai, dan Menginspirasi Dunia
Peringatan 20 Maret: Hari Dongeng Sedunia (World Storytelling Day) adalah momen penting untuk merayakan seni bercerita, melestarikan tradisi lisan, dan menguatkan pendidikan karakter. Simak sejarah, makna, serta cara memperingatinya.
Pendahuluan
Dongeng adalah bagian penting dari kehidupan manusia sejak dahulu kala. Sebelum tulisan ditemukan, kisah-kisah diwariskan melalui tradisi lisan. Lewat dongeng, generasi tua menanamkan nilai moral, pengetahuan, dan kearifan kepada generasi muda.
Untuk merayakan pentingnya seni bercerita, dunia memperingati Hari Dongeng Sedunia (World Storytelling Day) setiap tanggal 20 Maret. Peringatan ini menjadi ajang bagi para pendongeng, guru, orang tua, seniman, dan masyarakat luas untuk bersama-sama menghidupkan kembali tradisi bercerita di era modern.
Sejarah Hari Dongeng Sedunia
Hari Dongeng Sedunia bermula dari Swedia pada tahun 1991, ketika komunitas seni mengadakan acara “All Storytellers Day”. Acara ini berkembang pesat dan akhirnya menyebar ke berbagai negara di Eropa, Amerika, hingga Asia.
Sejak awal 2000-an, tanggal 20 Maret disepakati secara global sebagai World Storytelling Day. Uniknya, setiap tahun peringatan ini mengangkat tema berbeda, seperti:
-
“Bridges” (Jembatan).
-
“Monsters and Dragons” (Monster dan Naga).
-
“Neighbours” (Tetangga).
Tujuan utama peringatan ini adalah untuk menghubungkan manusia dari berbagai latar budaya lewat kisah-kisah yang inspiratif dan penuh makna.
Makna Hari Dongeng Sedunia
-
Pelestarian Tradisi Lisan
Hari ini mengingatkan kita untuk menjaga kekayaan dongeng dan cerita rakyat sebagai warisan budaya. -
Media Pendidikan Karakter
Dongeng sarat dengan pesan moral yang mendidik anak-anak sejak dini. -
Memupuk Imajinasi
Bercerita membangkitkan daya khayal dan kreativitas generasi muda. -
Membangun Identitas Budaya
Dongeng menjadi ciri khas budaya suatu bangsa, seperti kisah Malin Kundang, Timun Mas, atau Bawang Merah Bawang Putih di Indonesia. -
Menghubungkan Manusia di Dunia
Dongeng adalah bahasa universal yang bisa dinikmati lintas budaya, usia, dan bahasa.
Kekayaan Dongeng di Indonesia
Indonesia memiliki ribuan cerita rakyat dan dongeng yang diwariskan secara turun-temurun. Beberapa di antaranya:
-
Timun Mas (Jawa Tengah) – Kisah gadis cerdas melawan raksasa.
-
Malin Kundang (Sumatra Barat) – Legenda anak durhaka yang dikutuk menjadi batu.
-
Sangkuriang (Jawa Barat) – Cerita terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu.
-
Bawang Merah Bawang Putih – Dongeng tentang kebaikan melawan kejahatan.
-
Legenda Danau Toba (Sumatra Utara) – Kisah asal-usul danau terbesar di Indonesia.
Kekayaan dongeng Nusantara ini tidak hanya sekadar hiburan, melainkan juga sarat filosofi kehidupan.
Peran Dongeng dalam Pendidikan
1. Menanamkan Nilai Moral
Dongeng mengajarkan nilai kejujuran, kerja keras, kesabaran, dan hormat kepada orang tua.
2. Meningkatkan Minat Baca
Mendengarkan dongeng membuat anak lebih dekat dengan buku dan cerita tertulis.
3. Melatih Daya Imajinasi
Anak-anak diajak membayangkan tokoh dan peristiwa dalam cerita.
4. Media Komunikasi Orang Tua dan Anak
Dongeng mempererat hubungan emosional antara orang tua dengan anak.
5. Menumbuhkan Rasa Bangga pada Budaya Lokal
Cerita rakyat memperkenalkan budaya daerah kepada generasi muda.
Seni Mendongeng di Era Modern
Di era digital, seni bercerita bertransformasi dalam berbagai bentuk:
-
Podcast dongeng – mendengarkan cerita melalui audio digital.
-
Konten YouTube – banyak kanal khusus dongeng anak.
-
Buku digital (e-book) – dongeng dalam format modern.
-
Storytelling di kelas – digunakan guru untuk membuat pembelajaran lebih menarik.
Meskipun teknologinya berubah, esensi mendongeng tetap sama: menyampaikan pesan dengan cara menyenangkan.
Cara Memperingati Hari Dongeng Sedunia
-
Membacakan Dongeng untuk Anak – Orang tua bisa meluangkan waktu khusus.
-
Mengadakan Lomba Mendongeng – Sekolah atau komunitas bisa membuat acara ini.
-
Kampanye Digital – Membagikan dongeng melalui media sosial dengan tema tahunan.
-
Pementasan Teater atau Wayang – Menghidupkan dongeng dalam bentuk seni pertunjukan.
-
Merekam Dongeng Lokal – Mendokumentasikan cerita rakyat agar tidak punah.
Dongeng dan Tantangan di Era Globalisasi
-
Kurangnya Minat Generasi Muda – Anak-anak lebih tertarik pada gawai dibanding dongeng.
-
Hilangnya Tradisi Lisan – Banyak cerita rakyat tidak terdokumentasi.
-
Dominasi Budaya Pop Global – Dongeng lokal kalah populer dibanding kartun atau film asing.
-
Kurangnya Apresiasi – Pendongeng sebagai profesi sering dipandang sebelah mata.
Namun, dengan kreativitas dan dukungan teknologi, dongeng tetap bisa dilestarikan dan dinikmati generasi kini.
Refleksi Hari Dongeng Sedunia
Hari Dongeng Sedunia mengajak kita untuk bercerita kembali. Dongeng bukan hanya nostalgia masa kecil, melainkan sarana memperkuat pendidikan karakter, menanamkan nilai budaya, sekaligus menyatukan masyarakat dunia.
Di Indonesia, merayakan hari ini berarti juga menjaga kearifan lokal. Jika tidak dilestarikan, ribuan dongeng Nusantara bisa hilang ditelan zaman.
Kesimpulan
20 Maret: Hari Dongeng Sedunia (World Storytelling Day) adalah momen penting untuk merayakan seni bercerita, menjaga tradisi lisan, dan memperkuat identitas budaya bangsa.
Dengan mendongeng, kita tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik, menginspirasi, dan menghubungkan manusia dari berbagai generasi.
Mari jadikan hari ini sebagai pengingat bahwa dongeng adalah warisan tak ternilai yang harus terus hidup, baik di rumah, sekolah, maupun ruang publik.
📌 Call to Action (CTA):
Rayakan Hari Dongeng Sedunia dengan bercerita untuk anak-anak, mendukung pelestarian dongeng Nusantara, dan membagikan kisah penuh makna di era digital. Karena setiap cerita punya kekuatan untuk mengubah dunia. ✨📖
#HariDongengSedunia #WorldStorytellingDay #20Maret #SeniBercerita #TradisiLisan #DongengIndonesia #CeritaRakyat #PelestarianBudaya #KisahNusantara #CeritaUntukAnak

Posting Komentar